Kamu Harus Siap! Ini Dia 6 Resiko Jadi Pelaut

Resiko Jadi Pelaut – Setiap pekerjaan atau profesi tertentu yang ada di dunia ini pastinya memiliki resiko tersendiri. Resiko merupakan salah satu hal yang harus siap dihadapi kapanpun, karena bisa terjadi secara tiba-tiba.

Ingin jadi NAKHODA atau kru kapal, kamu perlu membulatkan tekad untuk bekerja jadi pelaut mengarungi lautan dengan segala resiko. Apalagi jadi seorang pelaut memiliki tingkat resiko yang terbilang cukup tinggi.

Menjadi seorang pelaut profesional bukan hanya soal menyelesaikan tugas dan wewenang dengan baik. Akan tetapi itu juga bagaimana caranya kamu menghadapi segala resiko jika memilih profesi jadi seorang pelaut.

Lantas, apa saja resiko jadi pelaut yang harus siap dihadapi? Ada beberapa resiko yang mesti siap dihadapi. Adapun untuk resiko-resiko yang akan terjadi jika kamu bekerja di lautan, silahkan simak penjelasan di bawah ini.

Resiko Jadi Pelaut

Resiko Jadi Pelaut

Resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang terjadi karena sedang berlangsungnya proses atau kejadian yang akan datang. Resiko juga menjadi salah satu FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESAR KECILNYA GAJI.

Menjadi pelaut mungkin merupakan cita-cita yang bagus, namun ada resiko dibalik profesi yang di cita-citakan banyak orang tersebut. Adapun beberapa resiko jadi seorang pelaut yang harus siap dihadapi yaitu sebagai berikut ini.

1. Jauh Dari Keluarga Tersayang

1. Jauh Dari Keluarga Tersayang

Jadi pelaut mengharuskan kamu untuk jauh dari orang tersayang, seperti keluarga, orang tua, istri dan anak. Kadang, setelah libur selama beberapa minggu, pelaut harus pergi berlayar lagi selama beberapa bulan lamanya.

Bahkan seorang pelaut juga perlu meninggalkan istrinya yang hamil atau buah hati baru lahir. Akan tetapi karena sudah tuntutan pekerjaan, mau tidak masuk pelaut harus mengikuti peraturan tersebut.

2. Melawan Badai dan Ombak

2. Melawan Badai dan Ombak

Resiko lainnya yakni menantang alam. Tak seperti pekerjaan darat, di lautan perubahan iklim dan cuaca bisa terjadi kapanpun, jadi jika sebelumnya cuaca sedang cerah bisa saja akan langsung berubah gelap setelah beberapa menit.

Ombak tenang pun akan langsung berubah menjadi ganas. Oleh sebab itu, kamu wajib memahami tata cara jadi pelaut Indonesia maupun luar negeri, sehingga bisa melindungi diri sendiri sebelum kemudian orang lain.

3. Hidup di Lingkungan Terbatas

3. Hidup di Lingkungan Terbatas

Tidak seperti staf kantor yang dapat pergi makan kemana saja sesuai keinginan, seorang pelaut hanya bisa menyantap makanan dari koki kapal. Keterbatasan yang dialami bukan soal makan, namun keterbatasan lainnya.

Jika pekerja kantoran masih bisa menonton bioskop setelah pulang kantor, seorang pelaut hanya bisa beristirahat saja. Hiburan pelaut mungkin hanya sekedar radio dan menonton televisi saja.

4. Selalu Bekerja di Bawah Tekanan

4. Selalu Bekerja di Bawah Tekanan

Hampir setiap profesi memiliki tekanan masing-masing, inilah resiko lainnya jika jadi pelaut. Setiap awak kapal mengemban tugas tersendiri, dimana awak kapal dengan jabatan paling rendah biasanya memiliki tekanan pekerjaan lebih berat dibandingkan staf kapal lainnya.

Tips jadi pelaut Indonesia agar tidak terus tertekan selama bekerja di lautan yakni membekali diri dengan sertifikat keahlian. Pasalnya semakin banyak sertifikat keahlian yang kamu punya, maka semakin besar pula kesempatan untuk menduduki jabatan penting penting.

5. Bekerja Full Time

5. Bekerja Full Time

Resiko selanjutnya ialah harus siap bekerja 24 jam. Walaupun memperoleh waktu untuk istirahat, kamu tetap akan merasa tidak tenang apalagi bila belum beradaptasi dengan pekerjaan pelaut.

Selain terjaga dari kecelakaan kerja dari bencana alam, pelaut juga wajib terjaga dari resiko kedatangan tamu tidak diundang seperti perompak. Jadi setiap saat, kamu akan dituntut untuk siap, cepat dan tanggap jika ada sesuatu tidak terduga terjadi.

6. Bertaruh Nyawa

6. Bertaruh Nyawa

Resiko terberat jadi pelaut adalah nyawa. Mengingat resiko kehidupan di lautan sangatlah tinggi, sehingga seorang pelaut dituntut untuk survive dalam bertahan hidup di laut.

Ketika terjadi peristiwa bahaya di kapal saat berlayar, tim penolong mungkin tidak akan segera datang. Oleh karena itu seluruh awak kapal harus bisa menolong diri sendiri.

Pelatihan terus menerus untuk meningkatkan kapabilitas dan reflek motorik dalam kapal, harus dilakukan tiap saat. Pelaut Indonesia juga dituntut melek kecanggihan teknologi, karena sistem feeling dan insting tajam sudah bukan jamannya lagi.

Nah, itulah informasi lengkap dari pilihprofesi.com terkait resiko jadi pelaut. Sudah semestinya ketika memutuskan sebuah profesi, kamu mesti siap dengan bahaya dan konsekuensi yang akan dialami. Sekiranya cukup sekian informasi dari kami, semoga ulasannya bermanfaat.